Kapan Kita Boleh Mudik
Menkes Sebut Lebaran Tahun Ini Boleh Mudik Dengan Syarat
#idulfitri#Lebaran#Menkes Menkes bilang Lebaran tahun ini bisa mudik dengan syaratPolisi mengejar pemudik sepeda motor yang melawan arus untuk menghindari posko balik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Minggu, 9 Mei 2021. Namun, Budi mencontohkan opsi ini bisa diterapkan jika lebih dari 70% dari penduduk negara menerima suntikan vaksin COVID-19.19 dosis kedua pada April 2022. Jika April tercapai, mungkin kita bisa menghadapi Idul Fitri kali ini berbeda dari dua tahun lalu,” kata Menkes usai menghadiri acara terbatas. rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo secara virtual pada Minggu, 27 Februari 2022. Baca: IDI Lampung Nilai kasus pemulihan meningkat karena masyarakat lebih sadar
Dalam pertemuan itu, Kepala Negara juga menginstruksikan para menteri untuk melakukan investigasi terkait pelaksanaan dan perayaan Idul Fitri.
Tidak Ada Penyekatan, Masyarakat Dibolehkan Mudik
BANDA ACEH - Direktur Lalu Lintas Polda Aceh Dicky Sondani memastikan tahun ini tidak akan ada sekat di kawasan perbatasan Aceh pada masa mudik Lebaran 2022. Terminal di Banda Aceh dengan Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal pada Jumat malam 22 April 2022. sekitar,” kata Dicky. Sementara itu, Dicky mengatakan Ditlantas Polda Aceh serta Dishub Aceh, Dinas PUPR Aceh, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah I Aceh, PT Jasa Raharja Aceh, BMKG Aceh dan beberapa pemangku kepentingan lainnya sudah siap untuk mengamankan perjalanan pulang dari Aid pada tahun 2022.Mudik 2022, Menembus Lorong Pandemi Untuk Saling Menyembuhkan
Pandemi yang melanda kehidupan kita selama dua tahun ini tidak hanya merusak kehidupan ekonomi kita, tetapi juga merusak tradisi kehidupan beragama kita. Khusus bagi umat Islam, pandemi telah mengganggu salah satu tradisi terbesar mereka, yaitu mudik lebaran. Pulang ke rumah bukan hanya tentang kompensasi kerinduan dengan keluarga di rumah setelah dua tahun berkeringat dan menangis. Mudik Lebaran dengan demikian menjadi pendorong untuk merangkul dan mengembalikan nilai-nilai universal dan relevansi agama: bertemu dengan sesama, berkumpul dan bersilaturahmi. Maka wajar saja, ketika Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan bahwa boleh pulang kampung, sujud syukur bergema di langit Indonesia sebagai tahun kebangkitan. Bukan hanya karena alasan sentimentil, jika mengingat situasi mudik sepanjang tahun sebelum pandemi. Namun bagi para pemudik itu bukan masalah besar, karena pada masa itu sebenarnya ada kemerdekaan yang berusaha mereka rebut dan rayakan kembali, yaitu kebebasan untuk hidup tanpa harus bertindak. Fenomena mudik sebagai bentuk budaya kerakyatan yang lahir dari perayaan Lebaran, merupakan ekspresi romantisme ritual warga kota yang harus berjuang dengan kerasnya hidup dan pandemi, tidak akan mampu mengatasi kembali di rumah. Pemudik adalah individu yang secara naluriah mencoba untuk mendapatkan kembali jiwa mereka setelah terlempar di sudut kota untuk waktu yang lama, entah nomor mana yang menguras energi dan energi spiritual. Orang-orang dengan rakus berubah dari homo faber (manusia tukang, yang bekerja dan berkeringat) menjadi homo riders (yang tertawa dengan gembira, geli dan humor). Kembali ke dasar menjadi semacam pembebasan: yang sekuler rusak, kode rusak dan orang-orang dengan semangat baru penuh kemenangan memasuki bulan Syawal merayakan Idul Fitri. Kita bersyukur bahwa tahun ini Allah Yang Maha Agung, Maha Agung, Maha Penyayang, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Rahman dan Rahim, telah memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali pulang. Mulai Jumat, 29 April 2022, seluruh aktivitas perkantoran dihentikan dan masyarakat sudah mulai beraktivitas melalui koridor pandemi menuju kampung halaman, meski ada rasa was-was dan was-was terhadap varian baru Covid-19 yang mengintai di setiap sudut. Hologram berusia dua tahun yang penuh dengan kecemasan, suara sirene, kesedihan dan air mata karena kehilangan keluarga dan orang-orang terkasih yang tidak bisa dikunjungi, kini tersublimasi dalam perjalanan pulang pergi, hingga pencarian air tawar yang berujung pada perayaan Idul Fitri. Mudik 2022 dengan demikian menjadi semacam perjalanan spiritual melalui koridor pandemi menuju kesembuhan, baik fisik akibat tuntutan pragmatisme ekonomi, maupun penyakit psikis atau mental akibat pandemi. Awal tahun ajaran 2022 yang kini sudah dalam jangkauan kita menjadi sebuah dorongan untuk mundur selangkah, mengisi ulang batere mental untuk kembali bekerja setelah nikmatnya Idul Fitri. "Und setz ihr nicth das Leben ein, nie wird euch das Leben gewonnen sein", tulis penyair Fiedrich Schiler yang artinya: hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan. Jika penggalan puisi Schiler ini bisa diparafrasekan untuk situasi mudik hari ini, maka kita bisa mengatakan dalam versi yang berbeda: Mudik adalah perjalanan luka melalui lorong pandemi, mempertaruhkan nyawa, dan dengan demikian mencari nafkah sendiri ketika Idul Fitri tiba. Karena kampung halaman, si udik, juga merupakan simbol kerinduan jiwa manusia akan surga yang hilang, surga kenikmatan yang lepas dari cengkeraman Adam, yang merupakan kisah pengembaraan setiap orang dari kita, yang kini coba kita rebut kembali melalui semangat kepulangan ilahi. Selamat datang kembali ke dasar, baik tetap berhubungan dengan keluarga dan orang yang dicintai, juga dengan lingkungan kita.# Video | Kapan Kita Boleh Mudik

- Syarat Mudik Lebaran 2022
- Mudik 2022, Menembus Lorong Pandemi untuk Saling Menyembuhkan
# Images | Kapan Kita Boleh Mudik - Syarat Mudik Lebaran 2022
Mudik 2022, Menembus Lorong Pandemi untuk Saling Menyembuhkan - Mudik 2022, Menembus Lorong Pandemi untuk Saling Menyembuhkan
Mudik 2022, Menembus Lorong Pandemi untuk Saling Menyembuhkan - Mudik 2022, Menembus Lorong Pandemi untuk Saling Menyembuhkan